Perang Dagang China vs Eropa Makin Memanas, Xi Jinping Bakal Balas Dendam

Xi Jinping

JAKARTA -- Perang dagang antara China dan Eropa semakin meruncing. China sepertinya akan langsung membalas dendam ke Eropa. Ini setelah kawasan itu memberlakukan tarif ke impor kendaraan listrik dari China, yang memicu perang dagang antara kedua belah pihak.

 

Pada Jumat (5/7/2024), pemerintah Xi Jinping resmi meluncurkan langkah baru dalam penyelidikan anti dumping terhadap impor minuman keras brendi dari Eropa. Melansir Reuters, Kementerian Perdagangan (Kemendag) China mengatakan pihaknya akan mengadakan sidang pada tanggal 18 Juli untuk membahas klaim produsen brendi Eropa menjual produk ke China dengan harga di bawah harga pasar.

 

"Perusahaan brendi Eropa yang terlibat yakni Martell, Societe Jas Hennessy & Co., Remy Martin dan pemangku kepentingan lainnya," tulis laman itu. 

 

Pada hari Kamis, juru bicara Kemendag China menekankan pada konferensi pers bahwa Brussels dan Beijing harus tetap berada di meja perundingan sebelum blok tersebut mengonfirmasi tarif hingga 37,6% pada kendaraan listrik buatan China. Prospek pembalasan tetap ada dengan merujuk pada penyelidikan lain terhadap impor daging babi UE.

 

Sebelumnya China telah berulang kali meminta UE untuk membatalkan tarif kendaraan listriknya, dengan menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi. Beijing mengatakan tidak ingin terlibat dalam perang tarif lainnya, tetapi akan mengambil semua langkah untuk melindungi perusahaan-perusahaan dari negaranya.

Baca juga:
KPK Geledah Kantor PT Taspen Terkait Kasus Dugaan Investasi Fiktif

 

Ada jeda waktu empat bulan di mana tarif kendaraan listrik bersifat sementara. Pembicaraan intensif diperkirakan akan terus berlanjut antara kedua belah pihak karena Beijing mengancam akan melakukan pembalasan yang luas.

 

Di samping itu, China kini sedang melakukan penyelidikan kedua terhadap pengiriman daging babi dari blok yang beranggotakan 27 negara tersebut. Surat kabar Global Times yang didukung pemerintah juga telah melaporkan bahwa para pejabat juga mempertimbangkan untuk membuka penyelidikan antisubsidi terhadap impor susu Eropa dan mengenakan tarif pada mobil bensin bermesin besar yang diproduksi di Eropa.

 

Analis mengatakan China menunjuk barang-barang itu, karena terkait Prancis dan Spanyol, salah satu pendukung terkuat pembatasan Uni Eropa. 

Harapannya keduanya bergabung dengan negara-negara seperti Jerman, yang menolak tarif impor mobil listrik China, mengingat produsen mobilnya menghasilkan sepertiga dari penjualan mereka tahun lalu di China dan dilaporkan ingin melobi Komisi untuk menghentikan tarif. (*)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment