Puaskan mata Anda di tepian Uranus yang berkilauan. Sebuah tim astronom telah menemukan aurora baru di planet ke-7 dari Matahari, bersinar pada panjang gelombang inframerah.
Aurora ultraviolet pertama kali terlihat di planet ini pada tahun 1986, tetapi aurora inframerah belum pernah terlihat sebelumnya. Penemuan aurora dilakukan dengan menggunakan Near-infrared Spectrometer (NIRSPEC) dari teleskop Keck II, yang dilaporkan minggu ini di Nature Astronomy. Pengamatan sebenarnya dilakukan pada tahun 2006-9, tetapi analisis baru ion H3+ yang terdeteksi dari data mengungkapkan adanya aurora.
"Makalah ini merupakan puncak dari 30 tahun penelitian aurora di Uranus, yang akhirnya mengungkap aurora inframerah dan memulai era baru survei aurora di Bumi," demikian rilis Emma Thomas, Lester, University. "Hasil kami akan memperluas pengetahuan kita tentang aurora raksasa es dan memperkuat pemahaman kita tentang tata surya, planet ekstrasurya, dan bahkan medan magnet planet kita sendiri.”
Uranus adalah raksasa es sekitar 4 kali ukuran Bumi. Ini memiliki hampir 30 satelit, yang terbesar mungkin memiliki lapisan laut yang siap untuk penyelidikan astrobiologis. Tetapi dunia itu sendiri juga memiliki nilai ilmiah, dan sebuah laporan astronomi yang dirilis tahun lalu mengatakan eksplorasi ke Uranus harus menjadi "misi besar prioritas tertinggi" dalam dekade berikutnya.
Baca juga:
Puan Tidak Mau persoalkan Hubungan Gibran Dan Bobby
Aurora yang tampak baru adalah salah satu dari beberapa perkembangan baru yang terlihat di Uranus tahun ini. 1 Pada tanggal 4 Mei, teleskop luar angkasa Webb senilai $ 100 miliar mencitrakan cincin berdebu planet tersebut. Gambar Hubble, dirilis pada 2023/3, menunjukkan bagaimana sumbu rotasi planet bergeser, memiringkan Kutub Utara Uranus ke arah Matahari. Aurora Uranus disebabkan oleh jenis interaksi yang sama dengan Bumi. Partikel berinteraksi dengan atmosfer planet melalui medan magnet, memancarkan sinar cahaya melintasi panjang gelombang cahaya. Para peneliti percaya bahwa mempelajari aurora Uranus dapat memperdalam pemahaman kita tentang atmosfer planet dan bagaimana kutubnya mengubah posisinya.
"Kami belum banyak melakukan penelitian tentang fenomena ini, jadi kami tidak tahu apa dampaknya terhadap sistem yang bergantung pada medan magnet bumi, seperti satelit, komunikasi, dan navigasi," tambah Thomas. "Tetapi proses ini terjadi setiap hari di Uranus karena ketidaksejajaran sumbu rotasi dan magnet yang unik. Sebuah studi lanjutan tentang aurora Uranus mengungkapkan apa yang dapat kita harapkan ketika Bumi menunjukkan pembalikan kutub di masa depan dan apa artinya bagi medan magnetnya.
Comments (0)
There are no comments yet